Di tengah masih memanasnya hubungan antara KPK dan Polri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru melakukan kunjungan kenegaraan selama 5 hari ke 3 negara, yaitu Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam.
Kendati demikian, Jokowi mengaku tetap memantau situasi politik yang terjadi saat ini. Termasuk mengenai beredarnya isu bahwa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan menggeledah Gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan"Ya tentu saja, setiap jam saya ikuti, dan tiap jam saya telepon ujar Jokowi di sela-sela kunjungannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia di Kota Kuala Lumpur, Jumat (6/2/2015). Namun demikian, saat ditanya mengenai kabar tersebut dan ditanya mengenai kemungkinan yang terjadi bila seluruh komisioner KPK ditetapkan sebagai tersangka, Jokowi enggan berkomentar banyak. Ia baru ingin berkomentar sepulangnya dari kunjungan kenegaraannya.
Jokowi berjanji segala opsi yang telah ditentukan dan keputusan yang akan diambil terkait nasib Komjen Pol Budi Gunawan akan ditentukan pekan depan."Insyaallah Minggu depan akan segera kita putuskan. Karena ini ada proses masyarakat yang tidak tahu, ada proses pengajuan APBN-P, yang masih dalam proses, ada proses hukum baik yang di Polri maupun di KPK, itu juga harus kita hormati. Lalu ada proses hasil paripurna Dewan (DPR) yang memutuskan untuk memberhentikan Kapolri dan melantik Kapolri yang baru," papar Jokowi.
Jokowi pun mengungkapkan, sejak awal ia ingin agar kisruh KPK dan Polri segera berakhir dan membuat keputusan yang cepat untuk menyelesaikan kekisruhan yang terjadi saat ini. Namun, Jokowi mengakui apa yang terjadi saat ini bukan hanya persoalan hukum biasa. "Ya memang ada prosedur hukum di Polri dan KPK yang dua-duanya bertindihan. Ini sulit. Saya inginnya ada masalah sehari selesai, ganti masalah lain, tapi ini bertumpukan,ngambil keputusannya itu harus hati-hati. Jadi rumitnya ada di situ," ujar Jokowi.
.
