CONTOH MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



 

 

 


A.    Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu tentu memiliki karakter yang unik, khas serta memiliki perbedaan antara satu manusia dengan manusia lainya. perbedaan inilah yang kemudian menjadikanya unik, karena tidak ada satupun manusia sekalipun mereka yang merupakan kembar identik yang memiliki karakter yang sama. Karena beberapa karakter yang dapat dipelajari dan dikembangkan menjadi sebuah pengetahuan bisanya hanyalah berupa sebuah karakter-karakter yang bersifat umum yang ditemui ciri-ciri persamaanya pada sekelompok manusia.
Beberapa fase kehidupan yang dilewati oleh manusia selama hidupnya adalah lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Salah satu fase yang memiliki rentang waktu yang cukup panjang adalah fase dewasa. Seorang manusia dianggap telah memasuki fase dewasa, apabila mereka telah mengalami ciri-ciri pubertas, ataupun dewasa dari sisi intelektual dimana seseorang telah mencapai tingkat kematangan dalam berpikir dan mengambil tindakan.
Dewasa tidaklah dicapai secara instan, namun lebih kepada perkembangan dari berbagai aspek-aspek lain baik fisik maupun psikis yang menjadi satu kesatuan dalam diri setiap manusia. Aspek-aspek itu antara lain adalah aspek fisik, motorik, intelektual, bahasa dan emosi.

B.     Rumusan Masalah

1)            Bagaimana hakikat perkembangan ?
2)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa?
3)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa?
4)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual pada orang dewasa?
5)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa?
6)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa?
7)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan sosial pada orang dewasa?
8)            Bagaimanakah karakteristik perkembangan kesadaran beragama pada orang dewasa?
9)            Bagaimana seharusnya pendidikan orang dewasa diselenggarakan?

C.Tujuan Penulisan

1)            Untuk mengetahui bagaimana hakikat perkembangan.
2)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa.
3)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa.
4)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual pada orang dewasa.
5)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa.
6)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa.
7)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan sosial pada orang dewasa.
8)            Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan kesadaran beragama pada orang dewasa.
9)            Untuk mengetahui bagaimana seharusnya pendidikan orang dewasa diselenggarakan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    HAKIKAT PERKEMBANGAN

1.      Pengertian Perkembangan

Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “Suatu proses perubahan diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan”.

2.      Ciri-ciri Perkembangan

a.       Terjadinya perubahan ukuran
b.      Terjadinya perubahan proporsi
c.       Lenyapnya tanda-tanda lama
d.      Munculnya tanda-tanda baru

3.      Prinsip-prinsip Perkembangan

a.       Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti
b.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
c.       Perkembangan mengikuti pola dan arah tertentu
d.      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
e.       Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
f.       Setiap individu normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan

B.     KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DEWASA

1.      Perkembangan Fisik-Motorik

a.            Fisik
Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia sejatinya dimulai sejak saat sel telur dan sel sperma bertemu pada proses fertilisasi, dimana selanjutnya bekembang menjadi zigote, morula, blastula, gastrula dan terus berkembang menjadi fetus atau janin hingga akhirnya dilahirkan ke dunia sebagai individu baru. Proses pertumbuhan dan perkembangan ini terus menerus berlangsung pada fase anak-anak hingga remaja bahkan pada tahap awal masa dewasa dini (sekitar 18-24 tahun) fisik orang dewasa masih terus melakukan proses tumbuh dan berkembang, seperti tulang-belulang yang masih bisa bertambah tinggi, dan pada beberapa kasus munculnya gigi geraham terakhir. Sesudah periode ini, biasanya pertumbuhan pada orang dewasa akan berkurang dan akhirnya berhenti. Namun perkembangan fisik pada orang dewasa masih terus berlangsung, baik organ-organ yang kasat mata seperti raut wajah, maupun organ-organ yang tidak kasat mata seperti organ-organ reproduksi yang berada pada kondisi paling prima untuk melakukan fungsi-fungsinya  pada masa dewasa dini ini.
Namun memasuki akhir dari masa dewasa dini (sekitar 35-40) perkembangan fisik pada manusia mulai melambat, hal ini terus berlangsung hingga pada saat memasuki masa dewasa madya perkembangan fisik manusia mengalami pelambatan bahkan kemunduran. Terutama pada wanita yang pada masa dewasa madya ini juga kebanyakan dari mereka mengalami satu fase yang disebut menopause atau suatu fase dimana organ-organ reproduksi mereka telah berhenti berfungsi begitu juga dengan hormon-hormon yang mempengaruhi kerja dari organ-organ tersebut. sementara pria tidak mengalami fase ini. Jadi sepanjang hidupnya organ-organ reproduksi pria tetap berfungsi, begitu pula dengan hormon-hormon yang mempengaruhinya. Sehingga mengapa pada usia yang sama, wanita cenderung terlihat lebih tua daripada pria. Kemunduran perkembangan fisik manusia ini akan terus berjalan hingga pada saat manusia tersebut meninggal dunia.
2.      Motorik
Faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20tahun sampai 30tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20tahun sampai 25tahun ,setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik.Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara lebih baik.Disamping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.     
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motrik baru, orang dewasa yang berusia 20tahun, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam mendekati usia setengah baya.
Dengan bekal  kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya.Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya.
Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan masyarakat maupun dilingkungan pekerjaan.        

3.      Perkembangan Intelektual

Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen.Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti,paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun demikian,kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang,lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas ilmu,pengetahuan dan informasi yang dikuasai makin tinggi kualitas kemampun berpikir seseorang.Perkembangan kekuatan dan kemampun intelektual ini berkaitan erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini.Masa awl dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi,pada jenjang Diploma,S1,S2,S3.Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas kemampuan berpikir.Berkenaan dengan kemampuan intelektual,Cattel and Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan crystallized intelegence:meliputi proses memahami hubungan,pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi,yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan,sedangkan crystallized intelegence berkaitan dengan penguasaan dan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari.Crystallized intelegence tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan.
Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari ‘apa yang ingin saya ketahui’ (what I need to know)yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja,lalu setelah itu menjadi ‘bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang telah saya ketahui ‘(how should I use what I know)yang merupakan integrasi keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi ‘mengapa saya perlu tahu ‘ (why should I know) yang merupakan pencarian tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua.

4.      Perkembangan Bahasa

Ada beberapa tahap perkembangan bahasa secara universal:
1.      Bahasa Awal
Tahap awal perkembangan bahasa dimulai sejak lahir. Pada bayi yang baru lahir sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai respon kepada ucapan-ucapan, dan gerakan mereka menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut.
2.      Tahap pralinguistik
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi terhadap orang lain yang mencari kontak verbal dengan anak tersebut atau sebaliknya (Monks, 1989:137)
3.      Pengucapan satu-kata
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai memproduksi kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat.
4.      Pengucapan dua-kata
Pada usia 1-2 tahun seorang anak sudah mulai mengucapkan dua kata secara bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur tertentu.
5.      Pengembangan gramatika
Diusia dua sampai tiga tahun anak mulai meletekan tiga atau lebih kata secara bersamaan.

6.      Mendekati gramatika orang dewasa
Anak pada usia 5-9 tahun sudah menguasai perkembangan bahasa yang cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat pasif yang kompleks.
7.      Tahap kompetensi lengkap
Pada usia 11-dewasa pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga kecapakan berkomunikasi semakin baik dan fasih.
Perkembangan bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak perkembangan bahasa anak-anak yang mengalami tujuh tahap perkembangan.  Mungkin disini orang dewasa lebih berperan sebagai orang yang mensukseskan pekembngan bahasa pada anak.
Perkembangan yang terjadi mungkin saja hanya teletak pembendaharaan kata-kata intelektual yang lebih banyak dari pada anak-anak. Penggunaan bahasa yang baik dan benar disesuaikan dengan pengontrolan emosi orang dewasa itu sendiri.  

5.      Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi pada orang dewasa juga kami klasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompokn dewasa madya dan juga kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini (sekitar 18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase ini (18-25 tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja mereka, tentu saja perkembangan emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka yang dikenal memiliki emosi yang tidak stabil. Pada beberapa orang, ada yang mampu menyesuaikan diri dengan cepat, sehingga pada fase awal dewasa dini mereka telah mampu menguasai stabilitas emosi mereka. Namun ada juga beberapa dari mereka yang tidak mampu menyesuaikan emosi mereka, sehingga pada pertengahan masa dewasa dini (sekitar 30 tahunan) masih ada beberapa diantara mereka yang memiliki ketidakstabilan emosi, terutama dalam menjalani masalah-masalah hidup yang mereka sulit dipecahkan.
Terdapat keterkaitan antara perkembangan emosi pada saat mereka kanak-kanak, remaja dengang perkembangan emosi mereka pada saat telah dewasa. Orang tua yang tidak membiasakan sejak dini anaknya untuk berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dan terlalu memanjakanya, tentu saja akan membawa dampak terhadap perkembangan emosi orang-orang ini pada saat dewasa.

6.      Perkembangan Sosial

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas.
Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif dan integritas.

7.      Perkembangan Kesadaran Beragama

a.      Usia Dewasa
Pada usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa sudah memahami nilai-nilai yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Orang dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap.
Kemantapan jiwa orang dewasa ini setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana sikap keberagamaan pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap sistem nilai yang dipilihnya, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun yang bersumber dari norma-norma lain dalam kehidupan. Pemilihan nilai-nilai tersebut telah didasarkan atas pertimbangan pemikiran yang matang. Berdasarkan hal ini, maka sikap keberagamaan seorang di usia dewasa sulit untuk diubah. Jika pun terjadi perubahan mungkin proses itu terjadi setelah didasarkan atas pertimbangan yang matang.
Dan sebaliknya, jika seorang dewasa memilih nilai yang bersumber dari nilai-nilai non-agama, itu pun akan dipertahankannya sebagai pandangan hidupnya.
Dan jika nilai-nilai agama yang mereka pilih dijadikan pandangan hidup, maka sikap keberagamaan akan terlihat pula dalam pola kehidupan mereka. Sikap keberagamaan seorang dewasa cenderung didasarkan atas pemilihan terhadap ajaran agama yang dapat memberikan kepuasan batin atas dasar pertimbangan akal sehat.
Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan.
b.      Usia Lanjut
Mengenai kehidupan keagamaan pada usia lanjut ini William James menyatakan, bahwa umur keagamaan yang sangat luar biasa tampaknya justru terdapat pada usia tua, ketika gejolak kehidupan seksual sudah berakhir. Maksudnya, sikap keberagamaan pada usia lanjut justru mengalami peningkatan dan untuk proses seksual justru mengalami penurunan.
Kebutuhan manusia lainnya yang membantu terbentuknya sikap keagamaan adalah keharusan bagi setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa cepat atau lambat hidupnya akan berakhir. dan jiwa akan meninggalkan raga. Karena itu kecendrungan hilangnya identifikasi diri dengan tubuh jasmani ini dan juga cepatnya kedatangan kematian, merupakan salah satu factor yang menentukan berbagai sikap keagamaan di umur tua. (Thouless, 1995:117)
Berbagai latar belakang yang menjadi penyebab kecenderungan sikap keagamaan pada manusia usia lanjut merupakan salah satu faktor yang menentukan berbagai sikap keagamaan di umur tua, secara garis besar ciri-ciri keberagamaan di usia lanjut adalah sebagai berikut :
a.       Kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan.
b.      Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.
c.       Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh.
d.      Sikap keagamaan cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia, serta sifat-sifat luhur.
e.       Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan pertambahan usia lanjutnya. .
f.       Perasaan takut kepada kematian ini berdampak pada peningkatan pembentukasn sikap keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya kehidupan abadi (akhirat).

C.    PENDIDIKAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGY)

Ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam menyelenggarakan pendidikan untuk orang dewasa (Zainudin Arif, 1984). Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1)      Perlu diciptakan iklim belajar yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan orang dewasa, yaitu perlu adanya suasana saling menghargai dan adanya hubungan setara antara peserta didik dengan fasilitator.
2)      Dalam proses pembelajaran peserta diberi kesempatan untuk ikut berperan dalam mendiagnose kebutuhan belajarnya.
3)      Peserta juga dilibatkan dalam perencanaan belajar.
4)      Dalam kegiatan belajar mengajar kedudukan fasilitator adalah manusia sumber dan pembimbing yang lebih banyak berperan sebagai katalist daripada berperan sebagai guru
5)      Evaluasi yang dilakukan juga sebaiknya lebih diarahkan pada bentuk evaluasi diri
Untuk dapat melayani berbagai ciri tersebut diatas, maka suasana belajar untuk pendidikan orang dewasa adalah :
1)      Proses belajar merupakan kumpulan dari orang yang aktif berkegiatan
2)      Adanya suasana saling menghormati dan menghargai
3)      Adanya suasana percaya diri dan mempercayai orang lain
4)      Suasana belajar yang “aman” tidak menimbulkan ancaman
5)      Proses belajar berprinsip pada penemuan diri dan keterbukaan
6)      Suasana belajar yang mengakui adanya kekhasan pribadi
7)      Suasana belajar yang membernarkan adanya perbedaan
8)      Suasana yang memperbolehkan adanya keraguan dan berbuat kesalahan.
9)      Adanya evaluasi secara bersama dan evaluasi diri.



BAB III
PEMBAHASAN HASIL DISKUSI SEMINAR KELAS




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sebagai calon pendidik penting bagi kita untuk memahami hakikat perkembangan, karakteristik perkembangan anak usia dewasa: fisik-motorik, intelektual, bahasa dan emosi, sosial, kepribadian dan kesadaran beragama serta bagaimana hakikat pendidikan untuk usia dewasa. Hal ini akan bermanfaat untuk menentukan bagaimana cara dan metode kita terkait sebagai peran dan fungsi kita sebagai calon pendidik nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

 

Endang Purwanti, Nurwidodo. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press, 2000.
Supriadi, H.Oding. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kalam Semesta, 2010.
Syamsu Yusuf L.N, Nani M.Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik : Matakuliah Dasar Profesi Keguruan (MKDP) bagi para Mahasiswa Calon Guru di LPTK. JKT: Rajawali Pers, 2012.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

keterangan