Pengaruh
Impraelisme dan Kolonialisme di Indonesia
Tak dapat disangkali sebagai bangsa yang besar dan kaya akan
bahan alam baik itu dari segi flora dan fauna maupun dari segi sumber daya alam
tambang yang terbilang melimpah adalah salah satu faktor besar yang
mempengaruhi nama bangsa Indonesia di mata dunia.
Sudah menjadi barang tentu bahwa yang berlebihan menjadi
penutup bagi yang kekurangan. Hal inilah yang mendasari Negara-negara lain yang
membutuhkan sesuatu yang mereka tidak dapakan di negaranya untuk menemukan apa
yang mereka cari. Terutama Negara-negara di Eropa yang pada saat itu menjadi
daerah revolusi industri terbesar. Oleh karena kurangnya barang mentah yang
akan diubah maka mereka mencari daerah penghasil barang mentah yang akan
diolah. Tetapi dasar manusia yang tak luput dari sikap serakah dan ditambah
dengan kekuasaan yang dimiliki maka dimanfaatkan untuk mencari Negara jajahan
agar mendapat bahan-bahan dengan harga yang sangat murah sampai kalau perlu
gratis.
Pengaruh Imrealisme dan Kolonialisme.
Indonesia sebagai
nagara yang kaya dan lugu dengan mudah dijadikan sasaran empuk bagi para Negara
penguasa untuk menguasainya. Oleh karena kependudukan Negara penguasa di
Indonesia secara otomatis mereka membawa perubahan-perubahan dari beberapa aspek
yaitu
1. Bidang Politik
Pemgaruh belada di bidang politik semakin kuat karena
intervensi yang intensif dalam persoalan interm Negara, seperti menyangkut
pergantian tahta, pengankatan pejabat birokrasi, dan partisipasi dalam
mengambil kebijakan politik Negara. Dengan demikian penguasa tradisional
semakin bergantung kepada penguasa asing dan kebebasan untuk mengambil keputusan
semakin menipis, selai itu aneksasi yang dilakukan pihak asing membuat
penghasilan pribumi semakin berkurang.
2.Bidang ekonomi.
Perluasaan perluasan kolonialisme dan imprelisme dalam bidang
social ekonomi barakibat kedudukan kepala daerah dalam Negara tradisional
semakin melemah, kekuasaan kerajaan tradisional berangsur-angsur melemah dan
ditempatkan dibawah pimpinan Negara asing. Sedangkan tenaga mereka dilibatkan
dalam system eskploitasi ekonomi kolonial. Keadaan tersebut mengaibatkan
guncangan dalam kehidupan para penguasa Negara-negara tersebut.
Desakan-desakan pihak belnda pada Negara tradisional di
Indonesia dalam hal pembuatan perjanjian yang tidak memandang nilai-nilai luhur
yang berlaku di daerah tersebut. Apabila kekuasaan terhadapap Negara
tradisional sangat kuat akan menjurus keperlawanan bersenjata seperti perang
rakyat sulawesi dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Dalam keadaan kurang kuat
penduduk pribumi terpaksa tunduk kepada peraturan asing. Sehingga tampak jleas
usaha belnda untuk menguasi bidang politis bertujuan untuk manambah keuntungan
ekonomis.
3. Bidang Ideologi
Dalambidang ideology terutama pada abad ke-19 pegaruh
kehidupan barat dalam lingkungan kehidupan tradisional tampak semakin luas.
Cara pergaulan, gaya hidup, bahasa, cara berpakaian dan pendidikan model barat
mulai dikenal dikalangan atas. Sementara itu rtradisi yang dulu dijunjung
tinggi mulai dilupakan. Tantang terbeasr dirasaan oleh pemimpin agama yang
menganggap budaya barat sangat bertentangan peraturan agama. Atas dasar inilah
yang mebuat beberapa penguasa keagamaan melakukan perlawana. Seperti perlawan
Tuanku Imam Bonjol.
Karena kekuasaan kolonialisme dan imprelisme semakin
bertambah besar, rakyat semakin membenci Negara asing dan pada abad ke 19
munculah berbagai peperangan di setiap-setiap Negara tradisonal.