Dari segi
asal usul kata (etimologi), filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophos (Philos = pencinta, pencari; dan sophia = hikmat, kebijaksanaan, atau pengetahuan) yang berarti
pencinta kebijaksanaan. Pythagoras (582 – 497 SM) adalah orang pertama yang
menggunakan kata Philoshopos.
Ia menyebut diri Philoshopos
yang berarti pencita kebijaksanaan.
Menurut Pyithagoras, hanya Tuhan mempunyai kebijaksanaan yang sesungguhnya.
Tugas manusia di dunia adalah mencari kebijaksanaan dan mencintai pengetahuan.
Itulah sebabnya, filsuf adalah pencari hikmat atau pencita kebijaksanan.
Pythagoras dan Plato (428 – 348 SM) menggunakan kata Philosophos untuk mengejek kaum sofis yang menganggap diri tahu
jawaban untuk semua pertanyaan. (Hamersma, 1987, 10)
Istilah filsafat sebetulnya sudah ada dalam sastra Yunani pertama. Filsafat
pada mulanya berarti memandang beda – beda di sekitar dengan penuh perhatian.
Kemudian berarti merenung tentang benda – benda tadi. Herakleitos (sekitar
tahun 500 SM) sudah menggunakan bahasa filsuf. Tetapi menurut dia, hanya
Tuhanlah yang dapat di sebut bijaksana dan pandai. Plato kemudian mengatakan
para dewa tak dapat disebut filsuf, sebab mereka sudah memiliki kebijaksanaan.
Hanya manusialah yang mendambakan kebijaksanan karena ia tak dapat meraihnya
dengan sepenuhnya. (van Peursen: 3).
Dan filsafat juga mempunyai definisi nomalis yaitu dari definisi secara
atimologis di atas, filsafat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
seluruh realitas sampai sebab – sebab yang paling dalam. Sebagai ilmu, filsafat
juga merupakan pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren. Tapi kekhasannya
adalah bahwa filsafat mau menyelidiki seluruh kenyataan sampai sebab – sebab
paling dalam.
B. DEFINISI
PENGETAHUAN
Hingga saat ini para ahli masih memperdebatkan definisi pengetahuan, terutama
karena rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai
“kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“ justified true belief”).
Pendapat dari WHO (1992) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain
itu juga darri guru, orang tua, buku, dan media masa. Sedangkan menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Hingga kini dapat di artikan pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang
tersedia serta keadaan sosial budaya.
Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan
(kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi : mengetahui, memahami,
menggunakan, menguraikan, menyimpulakan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam
taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui
pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita definisikan bahwa : pengetahuan
merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang terjadinya tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini
mencakup berbagai metode dan konsep – konsep, baik melalui proses pendidikan
maupun melalui pengalaman.
C. DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
ilmu
pengetahuan adalah usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusi. Segi – segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan – rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu – ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowlwdge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori – teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang
dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengethuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
istemologepi. Contoh :
1. Ilmu alam
hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil
saja). Ilmu – ilmu alam menjawab pertanyaan tentang bebrapa jarak matahari.
2. Ilmu
psikologinya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya
dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
2.PERSAMAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN, dan ILMU PENGETAHUAN
·
Ketiganya mencari rumusan yang sebaik – baiknya menyelidiki objek selengkap
– lengkapnya sampai ke akar – akarnya.
·
Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau kehoren yang ada
antara kejadian – kejadian yang kita alami dan mencoba menjauhkan sebab –
sebabnya.
·
Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandeng.
·
Ketiganya mempunyai metode dan sistem.
·
Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul
dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuannya yang lebih mendasar.
3.PERBEDAAN
FILSAFAT, PENGETAHUAN, dan ILMU PENGETAHUAN
Ilmu :
1. Segi – segi yang dipelajari dibatasi
agar dihasilkan rumuusan – rumusan yang pasti.
2. Objek penelitian yang terbatas.
3. Tidak menilai obyek dari suatu
sistem nilai tertentu.
4. Bertugas memberikan jawaban.
Filsafat :
1. Mencoba merumuskan pertanyaan atas
jawaban. Mencari prinsip – prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya
bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan.
2. Keseluruhan yang ada
3. Menilai obyek renungan dengan suatu
makna, misalkan, religi, kesusilaan, keadilan, dan sebagainya.
4. Bertugas mengintegrasikan ilmu –
ilmu.
Ilmu
Pengetahuan :
1. Ilmu pengetahuan adalah penguasaan
lingkungan hidup manusia.
2. Ilmu pengetahuan adalah kajian
tentang dunia material.
3. Ilmu pengetahuan adalah definisi
eksperimental.
4. Ilmu pengetahuan dapat sampai pada
kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengetahuan empiris.
4.MITOS
Mitos (bahasa
Yunani: μῦθος– mythos) adalah cerita prosa rakyat
menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam
semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar – benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih
luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos
menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk
topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul
sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih – lebihkan, sebagai
alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan
tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman relegius atau
ideal, untuk membentuk model sifat – sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran
dalam suatu komunitas.
Klasifikasi mitos yunani terawal oleh Euhemerus, Plato (Phaedrus), dan
Sallustius dikembangkan oleh para neoplatonis dan dikaji kembali oleh para
motografer zaman Renaisans seperti dalam Theologia mythologica (1532). Mitologi
perbandingan abad ke 19 menafsirkan kembali mitos sebagai evolusi menuju ilmu
(E.B. Tylor), “penyakit bahasa” (max Muller), atau penafsiran ritual magis yang
keliru (James Frazer). Penafsiran selanjutnya menolak pertentangan antara mitos
dan sainslebih lanjut lagi, mitopeia seperti novel fantasi, manga, dan legenda
urban, dengan berbagai buatan yang dikenal sebagai fiksi, mendukung gagasan
mitos sebagai praktiksosial yang terus terjadi.
ada beberapa
pendapat yang kebenarannya itu masih dipertanyakan oleh masing – masing orang,
sering di sebut oleh orang indonesia yaitu “Mitos” dan ini bebera contoh
mitos menurut orang Indonesia :
1.
Berpindah
tempat sewaktu makan.
Orang tua zaman
dahulu melarang kita berpindah pindah tempat saat makan karena akibatnya kelak
akan mendapat ibu tiri. Kecuali berpindah ke tempat yang lebih bagus, kelak
akan mendapat pekerjaan yang baik.
2. Berselimut dengan tikar.
Entah apa alasan
dari mitos selimut dengan tikar ini, menurut kepercayaan orang tua dahulu
berselimut dengan tikar dapat berakibat kalau anda akan digulung ombak ketika
mandi di laut.
3. Berfoto bersama dalam jumlah ganjil.
Entah darimana asal
mitos ini namun banyak yang menyebutkan bahwa Akibatnya salah satu yang berfoto
akan cepat meninggal, biasanya yang ditengah(ini sudah saya jelaskan pada
postingan mitos tentang foto bertiga).
4. Gadis keramas di hari Sabtu.
Akibatnya akan
mendapatkan suami penyiksa, entah lah apa hubungan hari sabtu dengan keramas
ya? namun saya pernah dengar cerita zaman dahulu saat Allah melarang sebuah
umat untuk mencari ikan di hari sabtu, nanti saya cari ceritanya. agak lupa
nih.
5. Bernyanyi atau bersiul saat makan.
Konon kalau anda
bernyanyi atau bersiul saat makan maka anda akan mengalami kegagalan saat
berusaha. But who knows?
6. Menggunting kuku dimalam hari.
Menurut kepercayaan
daerah saya di sulawesi menggunting kuku di malam hari berarti mendoakan agar
orang tua berumur pendek, namun menurut kepercayaan daerah lain aktifitas ini
dipercaya membuat usia lebih singkat.
7.
Mata kanan
kedut-kedutan
akan mendapatkan
duit atau rezeki.
8.
Bulu mata
ada yg jatuh atau rontok
Konon pertanda dari
bulu mata yang rontok berarti ada seseorang yg kangen sama kita.
9.
Bersin tanpa
ada sebab
Selain mitos
telinga berdengung atau lidah tergigit konon orang tua zaman dahulu juga
menggambarkan bersin tanpa ada sebab sebagai pertanda bahwa ada seseorang yang
kangen sama kita.
. Mengintip orang lain mandi
Nah ini mungkin
mitos yang paling banyak dipercaya hingga sekarang, ingat kan dulu kakek nenek
kita bilang kalau mengintip orang mandi maka mata akan bintitan, yah walaupun
tidak terbukti secara ilmiah namun tetap saja mitos ini banyak dipercaya oleh
masyarakat kita.
11. Mengantongi batu di kantong
kanan
Pernah dengar mitos
soal mengantongi batu? kabarnya jika kita mengantongi batu di kantong kanan
maka kita dapat menahan keinginan untuk BAB. Entah darimana asal usul mitos ini
namun seingat saya saat saya masih SD ada yang menyarankan seperti itu. Namanya
juga mitos ya belum tentu terbukti kebenarannya kan? namun hingga kini beberapa
mitos diatas memang masih banyak dipercaya oleh masyarakat kita. saya yakin
anda pasti sering dengar soal mitos mitos diatas.
5.LEGENDA
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang
mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu,
legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian,
karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh
berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan
sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih
dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Menurut Buku
Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu berkaitan
dengan peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang
dan Batu Menangis, La Madukelleng, William Tell, Lutung kasarung, Danau Toba,
Malin Kundang, Batu bagga.
saya akan
mengambil satu contoh legenda yang sebagagian masyarakat indonesia pasti mengetahui
nama dari legenda ini yaitu “Malin Kundang”. Sedikit akan saya ceritakan
sebagai contoh dari legenda tersebut :
1. Malin Kundang
Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir
pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan,
sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi
lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya
sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas
tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu
hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya
luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa
hilang.
Karena merasa kasihan dengan ibunya
yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan
untuk pergi merantau agar
dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang
setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau
tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi
merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin
Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah
berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba
kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang
dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan
sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh
para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah
ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak
laut.
Malin Kundang terkatung-katung di
tengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah
pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang
terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat
subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan
berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan
anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin
Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah
menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu
Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak
saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang
mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin
dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya
yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada
dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang
berdiri itu adalah anaknya, Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal.
Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut,
semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin
Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?",
katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian
lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui
bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh
istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari
anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak
durhaka. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di
tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang.
Ditengah kekacauan itu, diwaktu yang sama dan tempat yang lain ibu Malin
Kundang sedang berdoa. Karena kemarahannya yang memuncak, ia pun
berteriak "Tuhan! Jika benar ia Malin anakku, KUKUTUK DIA JADI
BATU!"
Tepat setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi
kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai
saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai
Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.
Sedikit cerita singkat yang saya gambarkan mengenai
cerita legenda di atas.
6.CERITA RAKYAT
cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap
bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya
dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau
Toba, dan ber-Ibu Kandung Seekor Kucing merupakan sederetan cerita rakyat yang
ada di Indonesia. Masih banyak sederetan cerita rakyat yang memang
diperuntukkan bagi anak-anak.
Dan
Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena
dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang
mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri Ada beberapa
pengertian mengenai arti kata dari Legenda yang dikemukakan oleh beberapa
ahli. Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang
empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. walaupun demikian,
karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
(pembelokan)
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan
sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan
terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor.
Beberapa contoh cerita rakyat adalah :
1. Si Rusa dan Si Kulomang ( Maluku )
Alkisah, seekor rusa yang tinggal di hutan di
kepulauan Aru merasa sangat bangga dengan kemampuan larinya. Ia selalu
menantang setiap hewan untuk bertanding lari. Suatu hari ia menantang si
Kulomang ( siput laut ) untuk bertanding lari di pinggir pantai sampai ke
tanjung ke 11. Kulomang bekerjasama dengan teman-temannya untuk mengalahkan si
rusa yang sombong. Setiap Kulomang berada di Tanjung yang berbeda-beda. Saat
bertanding lari, rusa terkejut saat ia menyadari Kulomang selalu sudah berada
di dekatnya. Si rusa berlari sekencang mungkin hingga ia kehabisan napas dan
jatuh tak berdaya di Tanjung ke 10.
2. Si Sigarlaki dan Si Rimbat ( Sulawesi Utara )
Cerita ini mengisahkan tentang kegigihan hati seorang
hamba, bernama Limbat dalam mempertahankan hidup atas dasar kejujurannya.
Sigarlaki, sang majikan yang ahli mmenombak berusaha mencuranginya berkali-kali
dengan berkata, siapa yang lebih cepat keluar dari air, Lembing atau Limbat, berarti
ia kalah dan harus mengabdi lepada yang menang. Berkali-kali Sigarlaki mencoba
mencurangi Limbat Namur Lembing yang ia lemparkan ke dalam air harus
berkali-kali dicabutnya sebelum Limbat keluar dari air. Akhirnya Sigarlaki
menyerah dan mengakui kegigihan seorang Limbat.
3. Buaya Ajaib ( Papua )
Kisah ini menceritakan tentang hubungan baik antara
hewan dan manusia yang tahu membalas budi. Towjatuwo bertemu buaya yang dapat
berbicara bernama Watuwe, di sungai Tami saat mencari batu tajam untuk menolong
istrinya melahirkan. Watuwe membantu istri Towjatuwa melahirkan bayi laki-laki
dan meramalkan anak tersebut akan menjadi pemburu yang handal, namun ia meminta
agar Towjatuwa dan keturunannya untuk tidak berburu buaya. Apabila dilanggar
Towjatuwe dan keturunannya tidak akan bertahan hidup. Sejak itu Towjatuwa dan
keturunannya melindungi binatang yang ada di sekitar sungai Tami.